Sabtu 26 Juli 2014 sekitar pukul 4 sore, waktu dimana kerjaan sebelum libur lebaran selesai dikerjakan. Surabaya – Sidoarjo yang hari biasa selalu di tempuh lebih dari 60 menit, sore itu hanya sekitar 45 menit waktu yang ku tempuh untuk kembali kerumah karena jalanan sudah sepi di tinggal mudik penduduk kota. Sampai di rumah, ternyata rumah dalam keadaan sepi. Ayah, Ibu, Adik dan Kakak perempuan sudah berangkat lebih dulu mudik ke kota tujuan kami setiap tahun, Solo. Karena belum packing sepulang kerja aku siapkan semua yang kubutuhkan untuk mudik tahun ini Jaket, beberapa kaos, kaos kaki, sarung tangan, kompor portable, tabung gas, headlamp, tak lupa sandal dan sepatu gunung. Pasti semua heran kenapa ada alat-alat yang gak lazim seperti itu?? Ya, jawaban nya karena mudik tahun ini sembari berkunjung ke 2 gunung di Jawa Tengah yaitu Gn Merbabu dan Gn Merapi (Alhamdulillah, semua berjalan sesuai yang di rencanakan).
Jam tepat menunjukkan pukul 3 dinihari ketika aku sampai di Terminal Purabaya (Bungurasih) Surabaya. Bis Sugeng Rahayu (sebelumnya bernama Sumber Kencono) selalu menjadi pilihan untuk mudik karena bis ini terkenal cepat meskipun sering mengakibatkan kecelakaan tapi tetap do’a selalu di panjatkan kepada Allah SWT agar selalu diberi keselamatan dalam perjalanan. Setelah sahur dengan tahu khas terminal dan sebotol air mineral, saya pun siap menempuh perjalanan mudik berkesan ku tahun ini. Mudik ke Solo secara solo. Tepat jam 4 pagi bis start dari terminal ini, perjalanan kali ini sedikit lambat dari tahun biasanya. Perjalanan hari itu di tempuh dalam waktu 7 jam, yang biasanya di kisaran 5-6 jam saja. Sampai di rumah saudara, selalu agenda nya ngelanjutin tidur karena tidur di bis itu gak bisa nyenyak. Bangun bangun kok sudah jam 4 sore, mandi, shalat setelah itu nunggu adzan maghrib sembari ngobrol sama sanak saudara yang hari itu sudah kumpul cukup ramai. Setelah berbuka puasa, mantengin televisi nunggu hasil pengumuman dari menteri Agama soal keputusan penetapan 1 Syawal tahun 1435 H. Dan akhirnya pak Menteri menetapkan 1 Syawal jatuh pada keesokan hari nya yaitu pada hari Senin, 28 Juli 2014. Malam takbir selalu di isi dengan pesta kembang api, sebetulnya dalam hati selalu berpikir ini malam takbir apa malam tahun baru ya kok banyak yang nyalain kembang api ? 😀 Setelah puas main kembang api bersama saudara sepupu, saatnya istirahat untuk menyongsong hari yang fitri esok hari.
Hati selalu bergetar ketika mendengar gema takbir berkumandang, shalat subuh hari itu sangat menetramkan sekali. Semua masjid menggemakan takbir dengan sangat lantang, semangat kemenangan, suasanan hari nan fitri benar benar terasa pagi itu. Hidangan lebaran juga sudah mulai di siapkan pagi itu, selepas mandi dan sarapan (sunnah nya seperti itu) kami sekeluarga bergegas ke Masjid untuk melaksanakan shalat idul fitri. Setelah selesai shalat acara sungkem ke ayah ibu, om tante, dan saudara saudara yang lain selalu menjadi jadual rutin yang tak boleh terlewatkan. Opor ayam, rending, sayur cecek,lontong dan emping menunggu di meja makan saat kita sedang ber maaf-maaf an, setelah prosesi sungkem selesai saat nya makaaaann. Ini beberapa foto yang bisa di abadikan saat itu, tak lupa gadget Smartfren Andromax i3s yang berperan untuk mengabadikan momen bermakna itu.
Siang hari nya aku sekeluarga berkunjung ke rumah bude di Semarang Jawa Tengah, tak lupa selalu nyempetin mantau jarak, jalur mudik menggunakan gadget keren ini. Alhamdulillah, karena masih dalam momen lebaran, lalu lintas hari itu sangat lengang. Solo-Semarang hari itu bisa di tempuh dalam waktu 2 jam. Malam hari nya kembali ke rumah saudara di Solo dan istirahat.
H+2 lebaran di isi dengan pemantapan untuk ekspedisi esok hari Merbabu- Merapi. Beli logistik, menyiapkan peralatan seperti kompor,nesting,tenda dan simaksi pendakian serta packing tas. Hari itu juga memantau perkembangan persiapan 2 temen rumah yang ikut dalam ekspedisi kali ini. Akhirnya sore sekitar jam 3, 2 orang teman mengabari kalau posisi sudah di terminal Bungurasih untuk perjalanan menuju ke Solo. Tetapi 2 teman ini agak sial nampaknya, karena mereka masuk di kota Solo baru jam 4 keesokan pagi nya karena macet di daerah Nganjuk.